Pengalaman Melahirkan Caesar di RS. Lanud Sulaiman
Sumber Foto: pexels.com |
Untuk setiap ibu hamil, melahirkan normal merupakan dambaan. Tidak hanya pemulihannya yang cepat, usaha yang dikeluarkanpun sepadan saat sang bayi keluar. Akan tetapi, beberapa indikasi kehamilan membuat sang ibu terpaksa melahirkan dengan cara operasi Caesar. Saya adalah salah satunya. Saat hamil, saya selalu optimis akan melahirkan normal, karena saya tidak merasa kelelahan saat hamil. Akan tetapi, posisi dede bayi tidak memungkinkan saya untuk melahirkan normal. Maka dari itu saya melahirkan dengan cara Caesar. Dan inilah pengalaman saya melahirkan Caesar di RS. Lanud Sulaiman.
Penentuan Kelahiran
Saat kehamilan sudah mau menuju bulan ke-9. Saya control ke dua dokter. Yang pertama, dokter Chresni di RS. Santosa Kopo dan yang kedua Bersama dokter Adityo di RS. Lanud Sulaiman. Saat control dengan Dr. Chresni, beliau menyarankan untuk control lagi minggu depan, dan jika dede bayi posisinya masih melintang, maka besoknya tanggal 4 Desember akan langsung dilakukan operasi. Sedangkan, saat control dengan dokter Adityo, beliau menyarankan untuk sesegara mungkin dede bayinya dikeluarkan, karena kondisi air ketubannya yang sudah sedikit. Karena kekhawatiran tersebut, maka saya dan suami sepakat untuk mengeluarkan dede bayi lebih cepat sesuai dengan saran Dr. Adityo. Lalu beliau mulai menentukan tanggal dan menuliskan surat keterangan akan operasi Caesar yang akan dilakukan 2 hari setelah control yaitu tanggal 1 Desember 2018 yang akan dilakukan di siang hari.
Rentetan Kejadian saat di RS. Lanud Sulaiman
Tanggal 1 Desember 2018 sudah tiba, saya mulai menuju RS. Lanud Sulaiman Bersama suami dan ibu saya.
- Pukul 10.00 : Tiba di RS. Lanud Sulaiman dan masuk dulu IGD karena tidak ada ruangan. Penuh semua.
- Pukul 11.00 : Mulai diperiksa oleh perawat yang ada, dengan keadaan masih di IGD. Dilakukan pemeriksaan detak jantung dan posisi dede bayi. Pemeriksaan ibu dengan banyak jarum suntik. Yang pertama, suntik untuk mengetahui kita alergi obat atau tidak, lalu menunggu 15 menit. Sambil menunggu, perawat mulai mencukur rambut kelamin agar saat operasi tidak mengganggu pembedahannya. Setelah 15 menit diketahui tidak alergi obat, maka mulai diinfus, dan obatnya dimasukkan ke dalam infusan. Lalu, dipasang selang pipis (kateter) which is sakit pisan dan rasanya gak enak banget menurutku.
- Pukul 12.00 : Masuk ruangan. Dan ruangannya ini kosoong. Satu ruangan ini ada tiga Kasur. Satu Kasur diisi oleh pasien yang mau sesar juga, dan doi udah nunggu dari jam 7 tapi dokternya belum datang.
Setelah berjam-jam menunggu dokter, saya menahan mulas dan sakit. Mulas yang dirasakan mulas mens gitu, sedangkan rasa sakitnya muncul gegara pasang selang pipis. Gak tau kenapa, kantong pipis saya itu isinya darah semua. Merah. Dan ditanya ke perawat jawabannya “engga apa apa kok, emang gitu”. Sedangkan , saya lihat punya pasien sebelah, kantung pipisnya normal warna pipis. Hmmm. Tapi karena terlanjur sakit dan mulas. Ya saya ga bisa apa apa.
- Pukul 05.30 : Dokter sudah datang, dan dilakukan kembali pemeriksaan detak jantung dede bayi. Karena rasa sakit, nervous dan segala macem perasaan ga enak bercampur aduk, detak jantung dede pun susah ditemuin sama si perawat. Yang akhirnya nyuruh saya buat relax beberapa menit untuk diperiksa kembali.
- Pukul 07.00 : Masuk ruang operasi. Saat masuk ruang operasi, dokter lihat kantung pipisku yang warna merah darah, dan langsung tercengang terus nanya ke perawatnya “Ini dari kapan kaya gini pipisnya darah?” dan karena udah gak kuat banget saya ga dengar apa yang perawat jelaskan, pokoknya saya langsung digiring masuk ruang operasi yang ada lampu dan dokter yang nyuruh saya lepas semua baju.
Saat operasi, dikira bakal tidak merasakan apa apa dan tiba tiba melihat dede bayi digendong dokter kaya di film film, tapi yang saya rasain beda banget. Sesudah disuntik bius, langsung terlelap. Feelnya itu seperti Dr. Strange yang dilempar lempar ke galaxy lain oleh the Ancient One di awal pertemuan mereka. Sampai akhirnya saya muntah dan lemas banget. Perut terasa dikoyak koyak. Perasaan yang ga enak ini, ditemani lagu D’massive yang disetel oleh salah satu dokter. Mungkin agar para dokter ini ga bosan mungkin ya.
- Pukul 08.20 : Selesai operasi, badan saya ditutupi kain samping dan ditinggal pergi. Lalu, ada perawat menghampiri sambil memegang bayi yang sudah dipakaikan baju, topi dan selimut. Ia bertanya “ibu, belum lihat bayinya ya? Ini bayinya.” Perawat itu memperlihatkan muka bayinya ke saya. Dan itulah pertama kalinya saya melihat cinta abadi. Ya, cinta saya kepada bayi tersebut, anak saya, adalah abadi.
- Pukul 08.30 : Masuk ruang persalinan. Digotong oleh suami, kakak ipar, kakak dan bapak. Mereka semua bergotong royong memindahkan tubuh saya ke ranjang di kamar tersebut.
- Besok Lusa : Udah boleh pulang. Ayeeee~
Nah itulah runtutan kejadian yang terjadi saat operasi Caesar di RS. Lanud Sulaiman. Ada beberapa catatan yang mungkin bisa bermanfaat buat kalian yang mau operasi di Rumah Sakit ini.
1. Kekurangan:
- Ruangannya panaaaas bangeet. Gak betah bangetlah tinggal disana walau dua hari juga.
- Tidak disediakan air minum untuk pasien. Jadi, beli sendiri deh ke indomart. Untungnya deket.
- Kalo yang nunggu kan harus sholat. Sedangkan disini ga ada mushola, dan pendamping pasien pun tidak diperbolehkan sholat di ruangan. Jadi harus sholat di masjid sebrang Rumah Sakit ini. Tapi suami saya nakal, jadinya tetep sholat di ruangan pas perawat keluar haha.
- Engga ada incubator buat bayi lahir prematur atau berat rendah dan engga ada ruangan khusus bayi. Anak saya lahir dengan berat badan rendah yaitu 2.1 kg, dan langsung ditempatkan bersebelahan dengan Kasur saya.
- Kamar mandinya kotooooor bangeeet nget nget
- Ada colokan listrik tapi dilarang untuk pasien. Kata perawatnya kalau mau ngecas hp, ntar aja pas di rumah (nyebelin kan?) Tapi suami saya cerdik, jadi selalu ngcas hp diem diem pas perawatnya keluar. Haha
- Perawatnya baik-baik dan cantik, tapi pelayanannya kurang euy ☹
2. Hal yang perlu dibawa kalau mau lahiran di RS ini:
- Kesabaran
- Bawa dot bayi dan susu formula (untuk yang Caesar, soalnya kalian ga akan bisa langsung nyusuin dedenya)
- Baju salin dede bayi minimal 3 masing masing item: topi, sarung tangan dan kaki, baju dalem, baju luar, popok, celana, pernel, sama selimut
- Baju salin ibu: Baju pendek berkancing depan, kain sampingnya bawa 4 aja jaga jaga (soalnya dari mau operasi sampai mau pulang pake samping), sama baju untuk pulang.
3. Akhir kata:
Gak mau lagi operasi di Lanud kecuali urgent banget. Mending ke Santosa Kopo aja deh. Soalnya yang bikin saya ga mau operasi disini adalah karena saya tidak diajarkan menyusui si dede dengan benar, bagaimana posisi yang enak untuk menyusui dan bagaimana cara agar dede menyusui dengan nyaman. Saya sebagai ibu baru itu benar benar noob, ga tau apa apa tentang nyusuin. Apalagi ini dedenya kecil dimana mulutnya aja ga bisa mangap gede pas minum dari botol juga, penuh perjuanganlah. Tapi semua perjuangan itu gak dibantu sama sekali oleh perawat. Jadi ya gini, sampai sekarang dede lebih pengen ngdot daripada nyusu.
Terus, karena ga ada fasilitas incubatornya. Alhamdulillah sih sebenarnya, walau dede beratnya rendah, ga diincubatorpun tetap sehat dan ga kuning. Tapi sebenarnya fasilitas ini sangat penting untuk kesehatan dede bayi yang lahir premature ataupun lahir dengan berat rendah. Jadi mending cari yang ada fasilitas incubatornya.
WC yang kotor dan pelayanannya seperti ga disedian air minum dan colokan untuk pasien bikin pasien ga betah dan ga mau lagi ke RS ini. Itu aja sih.
Nah buat para bumil yang mungkin ga keberatan dengan kekurangan yang ada, tidak ada salahnya. Karena yang terpenting kan ibu sama dedenya sehat. Saya juga cepat recoverynya dan dede juga sehat selalu. Alhamdulillah.
Buat kalian yang nanya biayanya, untuk umum biaya operasi Caesar disini itu antara 9-13 juta. Tapi saya pakai BPJS, jadi gratis. Hehe. Cuman suruh bayar biaya perawatan anaknya itu sebesar 1.3 juta. Itu karena dedenya belum didaftarin BPJS. Kalau dedenya sudah terdaftar, kalian ga perlu bayar biaya perawatannya.
Itu saja mungkin yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat ya ibu ibu.
Fitri Kairi
No comments: